Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Agam Ramadhan

Dimana kamu dalam Politik?

                                                                                  Oleh Agam Ramadhan Apa kamu pernah kesal karena Keuchik Gampong yang asyik korup Dana Desa,  gotong royong lagi? Atau kesal lihat Wali Kota kita yang asyik berhutang lalu nyalon diri lagi? Juga, para mantan Gubernur kita yang taunya hanya memupuk poligami, eh? Belum lagi tingkah para DPR yang hanya peduli sama Timsesnya saja, tentu ditambah para pembisik di samping mereka yang ngaku konsultan politik!  Entahlah, anggap saja semua hanya drama. Entah itu keuchik, Bupati, Wali Kota, Gubernur, bahkan Dewan terhormat sekalipun, semuanya adalah pilihan politik rakyat. Mereka dipilih oleh kamu dan untuk kamu! Nah inilah makna demokrasi yang disebut oleh Abrah...

Opini : Mengungkap HAM di Era Populisme dan Pasca Kebenaran

Foto profil penulis         Legitimasi HAM sudah jauh hari ditorehkan para pendiri Indonesia dalam sila ke-5 :yakni Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, jauh sebelum disahkannya pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa HAM harus ditegakkan dan dijungjung tinggi oleh semua kalangan baik pemerintah maupun masyarakat sipil sehingga kesejahteraan sebagai tujuan sebuah negara dapat tercapai dan terealisasi. Pada prinsip HAM, Pemerintah atau negara punya 3 kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu to respect (Menghormati) , to protect  (Melindungi) dan to fullfil  (Memenuhi). salah satu kajian yang sustainable  adalah bagaimana upaya untuk mencapai hak-hak tersebut, bukan hanya sekedar membuat regulasi yang mendukung, namun ada implementasi sebagai kunci kesuksesan regulasi. Hanya saja, bagaimana jika regulasi yang diciptakan malah membuat HAM sendiri tersudutkan?  Contohnya seperti UU Ormas yang ...

Buka Puasa Bersama

koleksi: Jakfar Banda Aceh (31/05/2018) Pengurus Political Club Prodi Ilmu Politik Fisip Unsyiah Melaksanakan acara buka puasa bersama. Acara buka puasa bersama dilangsungkan di kediaman koordinator. Agenda buka puasa ini di awali dengan masak bersama.   “Pemilihan tempat buka puasa dan juga masak bersama, adalah untuk memperkuat kembali kekompakan, sudah barang tentu banyak sekali momen yang dapat di peroleh daripada masak bersama tersebut” ujar munawwar”. Memasak   secara filosofi juga dapat kita maknai, bahwa memasak memerlukan kerja sama, adanya pembagian tugas, yaitu: adanya yang bertugas mencuci sayuran, memotong sayuran dan sebaginnya. Artinya di sini, ada kolaborasi kerja sama yang padu dipraktekkan, begituhal juga dengan organisasi, di dalam organisasi setiap anggota dan pengurus memiliki tugas masing-masing, ada yang bertugas membangun kerja sama dengan lembaga atau instansi, ada yang bertugas mengelola media dan sebagainya. Maka oleh karenanya, setiap ...

Gender itu Menghanyutkan Perempuan Tangguh

Sumber foto dari Google Tuangkanlah bantahan-bantahan ketidaksetaraan! Teruslah suarakan wahai para aktivis gender! Anda begitu mulia turun ke jalan, berkomentar di ranah publik, sampai mengsosialisasikan tuntutan-tuntutan yang menurut anda benar. Namun yang harus anda pahami wahai kawan-kawan saya yang selalu berbangga dengan status aktivis gender! pada hakikatnya para perempuan di Indonesia sudah terbiasa dengan pekerjaan domestik, bukan hanya itu, mereka adalah sosok yang paling luar biasa dan berperan penting dalam melahirkan generasi muda. Jika pertikaian tupoksi subordinasi menjadi sebuah acuan, maka bom perceraian akan tersebar dimana-mana. Benar-benar akan menjadi satu kesatuan penyebab generasi muda hancur akibat keluarga yang tidak harmonis. Tahu bukan kalau keluarga adalah pendidikan yang paling utama untuk anak? perihal yang dianggap sakral adalah tatanan mindset yang dibangun oleh para aktivis gender cenderung memojokkan pihak laki-laki. Padahal landasan yang ki...

Bisakah Indonesia Bermimpi Menjadi Negara Islam? dari ‘Aceh untuk Indonesia’

sumber : Koleksi pribadi Tulisan ini bukan untuk mengkritisi opini Putri Mulya Sari Bisakah Indonesia Menjadi Negara Islam ?  ( http://www.political-club.com/2016/05/bisakah-indonesia-menjadi-negara-islam.html  ).  Hanya sekedar celoteh tentang ekspektasi yang tak realistik. Jauh di ujung sejarah pendirian negara Indonesia, Perdebatan tentang ideologi atau pegangan negara Indonesia sudah game is over , yakni butir pertama Pancasila “Ketuhanan yang Maha Esa”. Pendapat para tokoh, cendikia, bahkan siapapun yang mengatakan Indonesia bisa menjadi Negara Islam, menurut penulis itu adalah sikap yang keliru, atau belum melihat sejauh mana kejadian sejarah ketika sidang ke-2 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), beberapa anggota perumus yang termasuk didalamnya Soekarno, Dr. Sutomo, dkk. Yang mayoritas muslim dapat dinetralisasi oleh kehadiran 1 orang non-muslim, perbandingannya 8:1. Dengan kejadian yang jelas seperti itu, mungkinkah Indonesia menjadi...

Sandiwara Kepastian

Foto Pribadi  Erat sudah durasi waktu, tahun ini Indatu meronta malu, kata demi, hanya demi Sesalkan pertemuan yang tak kunjung datang, pun sekali Pun harus menuju tahap kepastian, bukan menanti kisah yang sepi Dini hari, bukan siang nanti Tapi tidak dengan sejuta harapan palsu, yang tak menentu Ini soal kepastian, bukan soal validasi aturan Tidak akan pernah cukup dengan raungan, di berbagai beranda hiburan Bahkan tidak akan pernah selesai seandainya mengadu ke utara dan selatan Perankanlah sandiwara damainya kucing dan tikus, anggap disini sejuk Atau pakai popor senjata, seperti dulu kala, untuk diam sejenak Namun, teknis jitu harus segera ditijik Agar tidak beku kelaparan, karena hinggap cukup sejenak Cukup kamu dan dia yang bersandiwara, kucing dan tikus yang berdamai Janganlah libatkan kami para manusia, yang setia memberi kamu dan dia nasi Mainkanlah kisah mesra, bukan sandiwara damai kucing dan tikus Sungguh, pongah jika sandiwara...

Ketergantungan Indonesia Semakin Menerka

Foto koleksi pribadi Karya Agam Ramadhan Alangkah malangnya Negeri ini, Kemerdekaan yang sudah meranjak tua bangka masih saja terbelit-belit oleh bayang-bayang kegelapan, bayang-banyang mimpi buruk yang terus akan menghantui penduduknya, dari masa ke masa, sampai generasi ke generasi. Entah kapan tanah air tercinta ini dapat mencapai tujuannya sesuai yang tertera dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Mensejahtrakan rakyat, merupakan kutukan setiap negara yang tidak pernah bisa diatasi. Berbagai hal dilakukan, berbagai proyek pengembangan dan pemberdayaan dieksekusi. Namun tetap saja, konsep kesejahtraan tidak seindah yang tertuang dalam buku Plato yang berjudul ‘Republik’.  Mengedepankan Keadilan demi mencapai kesejahtraan, padahal pada hakikatnya keadilan hanya ada pada mereka yang mengerti, dan kesejahtraan hanya ada pada mereka yang beriman kepada tuhannya. Sesungguhnya, Mensejahterakan rakyat adalah cita-cita buta bagi negara, karena kesejahtraan adalah ...