Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Jumarlin

KEBOHONGAN SEORANG IBU

Seorang ibu dalam hidupnya membuat kebohongan. 1. Saat makan, jika makanan kurang, Ia akan memberikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, "Cepatlah makan, ibua tidak lapar." 2. Waktu makan, Ia selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, "ibu tidak suka daging, makanlah, nak.." 3. Tengah malam saat dia sedang menjaga anaknya yang sakit, Ia berkata, "Istirahatlah nak, ibu masih belum ngantuk.." 4. Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, "Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang." 5. Saat anak sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal dirumah besar, Ia lantas berkata, "Rumah tua kita sangat nyaman, mama tidak terbiasa tinggal di sana." Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anaknya akan menangis, tetap ibu masih bisa tersenyum sambil berkata, "Jangan menangis, ibu tidak apa apa." Ini adalah kebohongan terakhir yang dibuat ibu Tidak peduli seberapa...

Mahasiswa, Sudah Bikin Apa?

Lain batu lain karang. Kalau dulu kamu lihat banyak mahasiswa yang peduli dengan pemerintahan yang ada di negerinya, di era sekarang ini justru terbalik. Banyak mahasiswa yang asik menjalani gaya hidup hedon. Hal ini diungkapkan oleh mantan aktivis 1998, Arif Rahman. "Kalau dilihat perbandingannya jauh. Mahasiswa sekarang lebih suka senang-senang (hedon), jadi ini penurunan," Seperti dilansir di okezone. Keadaan ini juga diakui oleh Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiya (IMM) Beni Pramula beberapa waktu lalu. Menurutnya, pemuda dan mahasiswa kini banyak yang apatis dan terkungkung oleh sistem pembelajaran kampus yang menyekat mahasiswa dari persoalan masyarakat. "Melihat kondisi mahasiswa saat inis angat memprihatinkan. Terlibat obat-obatan terlarang (narkoba), seks bebas. Bahkan agama sekalipun dianggap sebagai barang kuno yang harus dimuseumkan," Ucapnya. (Jumarlin)

SUMPAH SUKARNO

“...Waallah Billah, Atjeh nanti akan saya beri hak untuk menjusun rumah tangganja sendiri sesuai Syari’at Islam. Akan saya pergunakan pengaruh saya agar rakjat Aceh benar-benar dapat melaksanakan Syari’at Islam. Apakah Kakak masih ragu...??” Kata-kata di atas diucapkan oleh Sukarno sambil terisak di bahu seseorang yang ia panggil Kakak. Sang kakak, tidak lain adalah Daud Beureueh. Akhirnya, berbekal iba dan isak tangis, Sukarno berhasil meluluhkan hati sang Abu Jihad, demikian panggilan Daud Beureueh. Sukarno mengucapkan janjinya untuk meyakinkan Daud Beureueh, bahwa jika Aceh bersedia membantu perjuangan kemerdekaan, Syari’at Islam akan diterapkan di tanah Rencong ini. Maka urung niat Daud Beureu’eh meminta perjanjian hitam di atas putih. Janji tinggal janji, belum kering bibir sang Presiden, Ia menghianati janji yang di ucapkannya sendiri. Dan penerapan Syariat Islam di Aceh pun tinggal mimpi. Air mata yang diteteskan Sukarno dianggap hanya pelengkap sandiwara. Deraian air m...