Kebudayaan dalam Teori Hubungan Internasional

Keterlibatan masalah kebudayaan dalam hubungan internasional seringkali diingat sebatas performa kegiatan kesenian seperti lawatan kesenian atau pekan kesenian ke negara-negara asing. Jika di titik lebih jauh kita akan menemukan bahwa sebenarnya relasi kebudayaan dalam hubungan internasional dapat lebih daripada itu titik dapat dikatakan bahwa masalah hubungan internasional sebagian besar merupakan masalah kebudayaan titik seperti halnya kita berinteraksi kepada sesama manusia, untuk berinteraksi kepada sesama manusia maka kita perlu mempelajari kebudayaan sehingga persahabatan atau Kerjasama yang dilakukan berjalan dengan mulus.

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda menghasilkan keragaman kebudayaan setiap persekutuan hidup manusia masyarakat suku atau bangsa memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain yang dimiliki sekelompok manusia berbentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain dengan kebudayaan merupakan identitas bagi bangsa.

Dalam rangka bangunan hidup manusia akan berinteraksi dengan manusia lain yang berhubungan dengan manusia demikian pula terjadi hubungan antara kebutuhan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia mengalami dinamika dalam pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan.
Dengan demikian, dimengerti, mengetahui kebiasaan, adat istiadat, pantangan, tabu, kesukaan, tatacara dari penduduk suatu negara, diharapkan akan menimbulkan ketersinggungan yang mungkin muncul dalam berkomunikasi, maka pemahaman kebudayaan menjadi sangat penting dalam pergaulan hubungan internasional.

Pemahaman kebudayaan ini sering sendiri sebetulnya dapat terlihat dalam kebiasaan-kebiasaan protokoler atau tata cara tata cara yang diatur dalam pertemuan-pertemuan, misalnya: bahasa-bahasa protokoler negosiasi, di mana tata cara menghormati, memberi salam, mengutarakan pendapat, bertanya, mengajukan usul diatur dan dipandu sedemikian rupa titik pemahaman kebudayaan tentu saja diperlukan untuk mensukseskan perundingan perundingan atau kerjasama-kerjasama.

Relasi kebudayaan dan hubungan internasional lainnya dapat diutarakan dalam kerangka diplomasi kebudayaan titik Dalam hal ini, diplomasi sebagai salah satu kajian hubungan internasional, bukan hanya diartikan sebagai perundingan (negosiasi) saja, melainkan juga cara mengelola hubungan antar bangsa baik dalam keadaan damai maupun dalam situasi perang.

Oleh karena itu, diplomasi kebudayaan dapat dibentangkan dari hal-hal yang bersifat mikro di mana kebudayaan dapat dianggap sebagai hal-hal yang berbaur kesenian namun juga sampai dengan kajian yang bersifat makro yang menganggap pengelolaan hubungan antarbangsa dipastikan melibatkan aspek kebudayaan dalam arti luas.

Penggunaan diplomasi kebudayaan yang termasyhur oleh Amerika Serikat dilakukan di masa pemerintahan Richard m Nixon hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok yang telah puluhan tahun tidak dibuka ketika rrt berada dibawah pemerintahan mau Zedong. Amerika Serikat mengirimkan salah satu tim olahraga pingpong yang kemudian terkenal dengan diplomasi pingpong.

Relasi kebudayaan dan hubungan internasional dapat dipahami pula melalui konsep soft power oleh Joseph nye." Soft power is the ability to get What you wan Throught attraction rather than coercion or payments. It arises from the attractiviness of a country culture, political ideals , policies. When our policies are Seen As legitimate in the eyes of others soft power is enhanced." Maka unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki suatu negara yang dikemas sedemikian rupa, dieksploitasi, kemudian dapat digunakan sebagai sarana untuk menarik perhatian negara lain, dengan demikian mengundang kerjasama dan akhirnya melangsungkan kepentingan masing-masing negara yang bersangkutan.

Pada akhirnya, ada beberapa hal yang dapat menjadi catatan bahwa penerapan diplomasi kebudayaan yang sesungguhnya dapat dilakukan oleh siapa saja (bagi Indonesia ini dimungkinkan dengan apa yang dikenal sebagai multi track diplomacy), haruslah integral dan bersinergi dengan kebijakan politik luar negeri dan program-program lainnya yang dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri.
Keberhasilan diplomasi kebudayaan tentu saja ditentukan pula oleh faktor-faktor kekuatan ekonomi kewibawaan politik dan kekuatan militer serta konsistensi pelaksanaannya, karena sesungguhnya sasaran diplomasi kebudayaan adalah pembentukan opini. Maka diplomasi kebudayaan seringkali akan sangat efektif dan relevan dilaksanakan oleh negara-negara maju yang mempunyai kekuatan untuk menunjang diplomasinya.

Hubungan internasional yang terjadi di dunia dapat dikaji melalui berbagai pendekatan dan meliputi berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Selama ini analisis para akademisi terkait hubungan internasional hanya banyak bicara mengenai politik keamanan, militer, dan ekonomi. Seiring berjalannya waktu, para penstudi hubungan internasional mulai menyadari pentingnya menganalisis dunia internasional dengan menggunakan sudut pandang budaya atau kultur. Budaya merupakan salah satu Aspek penting yang dapat digunakan untuk mengkaji berbagai fenomena yang terjadi baik baik dalam ranah domestik maupun internasional meski seringkali dianggap remeh dan tidak memberi dampak yang signifikan .budaya, sebagaimana dunia internasional, tidak pernah bersifat statis namun selalu dinamis. Maka dari itu, keduanya saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain karena budaya dapat termasuk ke dalam salah satu aspek yang mendasari Perubahan tersebut namun juga dapat berkembang karena adanya dinamika dalam dunia internasional itu sendiri.

Para akademisi memiliki cara pandang yang berbeda dalam mendefinisikan budaya.tyler dalam( Majie 2002) mengatakan bahwa Budaya adalah suatu kesatuan konteks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan ,seni, hukum, adat istiadat, dan kapasitas lain yang dimiliki manusia.

Sedangkan Clyde kluckholm beranggapan bahwa Budaya adalah sistem yang terbentuk dari sejarah manusia terkait ketahanan diri serta memiliki kecenderungan untuk disebarluaskan dalam suatu periode tertentu. Terdapat pula pendapat yang mengatakan bahwa dasar fundamental Budaya adalah kreativitas manusia atau dengan kata lain, segala hal yang berhubungan dengan manusia dapat dikatakan sebagai budaya. Secara singkat, Budaya adalah seluruh kekayaan material dan spiritual yang telah tercipta dari Catatan sejarah kehidupan manusia. namun, hal terpenting dari sebuah Kultur adalah orientasi nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai tersebut kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan perilaku dan keputusan seseorang atau sebuah negara. Lebih lanjut, memaparkan bahwa budaya atau kultur dapat mempengaruhi hubungan internasional dalam 5 model yaitu
Pertama, budaya memiliki peran penting dalam pencapaian suatu negara karena budaya merupakan suatu dasar bagi kondisi spritual, etika, dan ekonomi dalam kehidupan manusia. 

Kedua, kultur berperan sebagai navigasi pembuat keputusan suatu negara titik kultur dapat mendefinisikan nilai, kepentingan, kebiasaan, dan keinginan sehingga para pemimpin yang menganalisis dan menyelesaikan masalahnya sehingga melalui pandangan kultur yang berbeda akan menghasilkan kebijakan yang berbeda pula.
Ketiga, kultur sebagai desainer dari struktur sosial dan ekonomi yakni kultur dapat mendasari pergerakan suatu institusi internasional dan dapat mempengaruhi peran negara di dalamnya. Struktur sosial dan ekonomi dan sosial yang terdapat dalam suatu peradaban banyak bergantung pada nilai-nilai budaya yang ada.

Keempat kultur sebagai variabel penting dalam hubungan internasional yaitu pada dasarnya konflik konflik dalam politik global terjadi antara negara dan peradaban yang mana banyak dipengaruhi pula oleh perbedaan kultur karena kultur sendiri digunakan oleh negara sebagai penentu perilaku titik menjelaskan bahwa perbedaan kultur atau kultur Alga dapat menjadi salah satu sumber konflik dalam dunia internasional karena perbedaan orientasi nilai yang dimiliki negara negara. 

Permasalahan kultur semakin marak terjadi pada masa pasca perang dingin Karena pada saat itu, kontradiksi yang ada tertutupi oleh peran 2 negara hegemon yang berkuasa. Maka ketika perang dingin berakhir, mulai muncul kembali konflik-konflik terkait etnis dan agama di berbagai wilayah dunia. Namun meski dapat memunculkan konflik, perbedaan kultur juga dapat berperan sebagai dasar Harmoni dan keselarasan dalam hubungan internasional. 

Setiap kultur pasti mengandung nilai-nilai yang positif dan negatif sehingga perbedaan kultur yang ada dapat menyebabkan adanya refleksi diri dari masing-masing pihak dan sebagai pertukaran kebaikan. Menilik lebih dalam ,terwujudnya dapat dijelaskan dengan melihat kemajuan teknologi, kemudahan akses informasi, dan transportasi yang menyebabkan muncul Cultuur dunia yang cenderung seragam dan komplementer titik kesamaan kultur tersebut kemudian dapat menjadi dasar untuk bekerjasama karena mulai muncul interdependensi dan kepentingan bersama.
Lebih lanjut pada pasca perang dingin, Cultuur Barat khususnya Amerika Serikat. Hak asasi manusia dipandang sebagai suatu hal yang universal dan harus ditetapkan oleh negara-negara lain. Hal ini kemudian menjadi senjata Amerika untuk menginterferensi kedaulatan negara lain dan untuk menghancurkan rezim-rezim yang menghalangi jalannya. Amerika Serikat memasukkan nilai-nilai liberalnya dalam intitusi internasional untuk mencapai kepentingan nasional yang sendiri. Interferensi humanitarian yang dilakukan oleh institusi internasional seperti PBB kepada negara-negara yang dianggap melanggar hak asasi manusia menjadi Axis penggunaan kekuatan militer untuk mengancam kedaulatan negara tersebut. Selanjutnya, penyebaran cultur dan paham liberal nya juga dilakukan melalui pasar dan komersil sebagai sumber komoditas. 

Industri industri kreatif seperti televisi, film, dan siaran radio dimajukan agar dapat masuk ke pasar asing dan penyebaran menjadi semakin mudah. negara negara lain di dunia tidak serta merta menerima kultur dan ide yang disebarkan oleh negara barat tersebut. Keadaan dunia multipolar mulai memunculkan kompetitor-kompetitornya dengan penyebaran ideologi nya sendiri dan teori-teori terkait ancaman yang disebabkan oleh negara barat. Negara barat sendiri menyikapi hal ini dengan menganggap gerakan-gerakan tersebut adalah gerakan nasionalis yang berbahaya dan menentang hak asasi manusia.

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa selain isu-isu politik, ekonomi, dan keamanan yang seringkali dibahas dalam hubungan internasional, aspek lain seperti budaya juga merupakan hal yang penting untuk dikaji titik secara singkat Budaya adalah gabungan aspek material dan spiritual yang tercipta Melalui sejarah kehidupan manusia di dunia. Budaya atau kultur sendiri memiliki peran penting dalam hubungan internasional yakni sebagai dasar pencapaian suatu negara, navigasi pembuat keputusan, designer dari struktur sosial dan ekonomi, variabel penting dan sebagai dasar harmoni dalam tatanan dunia. seiring dengan perkembangan zaman khususnya pasca perang dingin, kultur mengalami perkembangan pesat yang juga mempengaruhi strategi negara-negara dalam menentukan langkah dan kebijakannya. Kultur sendiri dapat menyebabkan konflik karena adanya cultural antara satu peradaban dengan peradaban lain namun juga dapat menyebabkan integrasi antarnegara karena mulai muncul kultur dunia yang dianut oleh suatu negara tertentu sehingga dapat pula kepentingan bersama. 

Memang tidak dapat dilihat dan diukur namun keberadaannya merupakan salah satu faktor penting dalam dinamika hubungan internasional.

Berkembangnya peran budaya, terdapat 5 Fokus utama perjuangan budaya saat ini.
Pertama mengenai diplomasi hak asasi manusia berdasarkan peradaban Barat. Bagi negara dunia ketiga, HAM barat tersebut dirancang hanya untuk melindungi kepentingan negara negara kuat tertentu dan letak negara lemah. Sehingga tujuannya tidak lain adalah hegemoni dan praktik politik kekuasaan. Hak asasi manusia dapat digunakan sebagai senjata guna mengganggu kedaulatan bahkan menumbangkan rezim negara lain.

Kedua adalah negara-negara barat yang ingin menguasai institusi internasional dengan mengikuti nilai-nilai peradaban barat. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk melindungi kepentingan, mempertahankan dominasi dan mempromosikan nilai-nilai politik dan ekonomi Barat. Fokus selanjutnya yaitu intervensi baru dengan cara menyetel seperti yang dilakukan NATO di Yugoslavia.
Keempat adalah jalan menuju kekuatan komoditi yang mana pihak Barat menggunakan kekuatan pasar untuk memajukan gagasannya atas nilai liberal dan demokratis dan fokus terakhir adalah memperkuat ekspansi budaya dengan dengan saran yang dikemukakan Huntington agar peradaban barat tetapi melainkan peran global. Khususnya, dengan cara kerjasama antara Eropa dan Amerika Utara dan mulai melibatkan negara-negara non barat dalam institusi. Jika barat terlalu memaksakan nilai-nilai dan kepentingan Barat nya maka berdampak tatanan internasional pun akan gagal berkembang dengan cara yang baik.

Konfigurasi internasional pun mengalami perubahan akibat dari kekuatan budaya. Beberapa faktor yaitu adanya kesamaan dari pertukaran budaya yang pada akhirnya memperkuat ketergantungan. Kemenangan Amerika Serikat dalam perang dingin menunjukkan sebagai negara demokrasi yang paling kuat di dunia serta memperkuat nilai-nilai demokrasi nya. Berakhirnya Perang Dingin tersebut, interaksi dalam hubungan internasional pun semakin kompleks. jika sebelumnya konfigurasi bipolar, maka bergeser menjadi multipolar. Akibatnya, muncul relasi baru seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Uni Eropa guna membangun kemitraan bilateral. Kunjungan para pemimpin juga rutin dilakukan untuk meningkatkan pemahaman, meminimalisir perbedaan dan memperkuat kerjasama. Singkatnya, pergeseran dalam konfigurasi internasional ini adalah penyesuaian kepentingan yang didorong oleh integrasi budaya dan saling ketergantungan hubungan. Namun tidak dipungkiri pula adanya kesenjangan budaya yang pasti menimbulkan perselisihan.

Adanya interaksi kepentingan nasional maka negara pun cenderung akan saling ketergantungan titik contohnya adalah krisis Keuangan Tahun 1997 di Asia Tenggara yang berpengaruh di dunia. Konflik budaya pun akan berdampak pada aspek lainnya seperti ekonomi dan politik maka dari itu, interaksi budaya yang kontradiktif akan mempengaruhi hubungan antarnegara dan mencerminkan evolusi konflik dan integrasi. Kemudian etnis dan agama menjadi faktor transformasi konfigurasi dunia titik perbedaan etnis dan Agama dapat menyebabkan kontradiksi dan konflik seperti perang antara negara-negara arab dan Irak, peristiwa genosida etnis di Somalia, ruanda dan Timor Timur. Faktor budaya hubungan luar negeri Tiongkok juga mempengaruhi, yang mana Tiongkok menganut kebijakan perdamaian yang independen. Tiongkok sebagai kekuatan utama bagi perdamaian dan stabilitas dunia melalui kebijakan maupun strateginya akan memajukan multi polarisasi dan menghapus hegemoni dan politik kekuasaan.

Budaya memiliki peran penting dalam hubungan internasional. Budaya merupakan hasil kreativitas baik itu pengetahuan kepercayaan, moral dan kebiasaan oleh manusia dalam praktik sejarah. Adanya peradaban tersebut yang menciptakan budaya, sehingga budaya terus berkembang titik beberapa alasan mengapa budaya dapat mempengaruhi hubungan internasional adalah menentukan prestasi negara, sebagai petunjuk dalam pengambil keputusan, menjadi perancang struktur sosial dan ekonomi, variabel penting dan alat untuk mendorong Harmoni hubungan internasional. 

Berkembangnya budaya mendorong munculnya multi polarisasi konfigurasi dunia yang sebelumnya didominasi Amerika Serikat dengan peradaban baratnya. Namun tidak dipungkiri bahwa budaya juga dapat menjadi ancaman sehingga menimbulkan perselisihan. Bahwa peran budaya berdampak positif dan negatif dalam hubungan internasional budaya mencerminkan identitas suatu bangsa atau kelompok sehingga memiliki ketentuan nilai yang berbeda-beda Titik maka dari itu, kita tidak bisa memaksakan budaya kita untuk diterapkan di tempat lain.

*) Penulis: Riski br Sihotang
Mahasiswa Hukum Tata Negara
UIN Ar-Raniry

Posting Komentar

0 Komentar